Bertempat di Aula Ponpes Almuhajirin 3 Citapen Purwakrta, Pukul 08.00-11.45 Wib, Rabu, 27 November 2019 berlangsung acara Diskusi Interaktif yang diselenggarakan oleh Mahasiswa Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah (MATAN) Purwakrta dan Pondok Pesantren (ponpes) Al-Muhajairin 3 Purwakarta.
Acara tersebut bertema ”Pentingnya Tasawuf dan Islam Rahmatan Lil ‘alamin Di Era Milenial Menangkal Radikalisme dan Ekstrimisme yang mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara” dengan moderator Ustad Okta Riady, S.Hum. yang diawali pembacaan tawasul oleh Ustad Bayu Mahbuby, Lc.
Dalam acara tersebut dihadiri oleh, Zeni Rafli (Mudir JATMAN Purwakarta), KH. Marfu Muhyidin Ilyas, MA (Pimpinan Ponpes Almuhajirin 1), Dr.H. Sri Muldriyanto, M.,Pd (Ketua PC Matan Purwakarta), Drs. Uus Usna, M.,Si (Kepala Kesbangpol Purwakarta), KH. Anang Nasihin, MA (Pimpinan Ponpes Al-Muhajirin 3), AKP Budi Harto (Kapolsek Sukatani), Aiptu Ajat Sudrajat (Staf Binmas Polres Purwakarta), Serka Suparta (Babinsa Koramil Sukatani), Staf 1 Kodim 0619/Purwakarta, Yusuf Setiawan (BEM STAI Al-Muttaqin), KH. Drs Bahir Mukhlis (Ketua PCNU Purwakarta)
Sebagai pernyataan yang mengemuka pada acara tersebut, KH. Anang Nasihin, MA (Pimpinan Ponpes Al-Muhajirin 3/Ketua Panitia), dalam sambutannya, acara ini untuk menanamkan bagaimana lebih mencintai terhadap khazanah Keilmuan Islam.
“Bagaimana manfaat Tasawuf bisa menangkal Radikalisme dan Ekstrimisme , harus dikaji intensif dan diarahkan untuk kemaslahatan Bangsa dan Negara,” pungkasnya.
Dalam Sambutannya, AKP Sugih Harto (Kapolsek Sukatani Purwakarta), menyampaikan, “Kaum Milenal dalam menjalankan hak dan kewajibannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini jangan sampai menjadi bagian dari pelaku Radikalisme dan Ekstrimisme.”
Sebagai Narasumber, Drs. Uus Usna, M.Si (Kepala Kesbangpol Purwakarta) mengatakan, Purwakarta merupakan daerah lintasan Ibukota, dan Provinsi, ada dampak posirif dan negatifnya, dan kaum Milenial merupakan generasi harapan Bangsa, Ucapnya.
Ia juga mengatakan, Jika kaum muda dari sekarang, tidak diingatkan untuk hal hal positif, rawan terbawa arus yang bisa membuat negara ini rusak, tambahnya. “Saya Berharap kaum Milenial Indonesia khususnya Purwakarta, tidak terkontaminasi hal-hal negatif yang dapat merusak Bangsa dan negara,” tegas Kepala Kesbangpol.
KH. Marfu Muhyidin Ilyas, MA (Pengasuh Ponpes Almuhajirin 1/Tokoh ulama muda Purwakarta), yang juga sebagai Narasumber mengatakan, Yang dimaksud Alquran Surat Al-Anbiya Ayat 107, yang menjadi Rahmat bagi semesta alam adalah Diri Rosulullah. "Islam pasti melekat dengan Rosulullah, karena Rosulullah adalah Rahmatan Lil Alamin, maka otomatis Islam adalah Rahmatan Lilalamin," ungkapnya.
“Rosulullah selalu mengedepankan kasih sayang sekalipun kepada yang membencinya. Sikap buruk orang dianggap sebagai ketidak tahuan orang. Itu yang dilaksanakan Nabi. Sehingga dimanapun dan kapanpun Rosulullah selalu menebar kasih sayang,” terangnya
Kata Imam Nawawi, dakwah itu harus lemah lembut, santun sesuai apa yang dicontohkan Rosulullah. “Ajaran Islam yang paling bisa digunakan menangkal Radikalsme itu adalah Tasawuf.
"Jantungnya Tasawuf adalah Rahmatan Lil Alamin, Sudut pandang Hakikat Tasawuf adalah melihat kedalam, bukan pada cangkang atau kemasan. Inilah yang bisa membawa kita tidak bersikap Radikal, tidak kasar kepada orang lain,” kata KH. Marfu Muhyidin Ilyas, MA.
Bersama ini pula, Dr. H. Sri Muldriyanto, M.Pd (Ketua PC Matan Purwakarta) dan sebagai Narasumber mengatakan, Peranan Tasawuf dalam menghadapi Radikalisme adalah dalam kontra Radikalisme
“Radikalisme adalah akar dari Terorisme. tujuan ilmu untuk membangun pengertian atau pengetahun. Kalau Tasawuf adalah untuk membangun kesadaran,” ucapnya.
Ia juga mengatakan, Kesadaran adalah syarat mutlak untuk berislam, Tasawuf adalah jalan untuk cinta dan pembiasaan dengan tujuan untuk membangun cinta. Jadi cinta adalah inti dari Tasawuf.
"Cara menghadapi Radikalisme menurut BNPT ada dua, yaitu Pendekatan kontra Radikalisme atau pencegahan/preventif dan Pendekatan Deradikalisme,” tuturnya.
Adapun Aiptu Ajat Sudrajat (Staf Binmas Polres Purwakarta) selaku perwakilan Binmas Polres mengatakan, "Tugas kepolisian adalah memelihara ketertiban keamanan masyarakat, penegakan hukum serta melindungi dan mengayomi masyarakat."
“Radikalsme secara garis besar meliputi Radikaisme agama, yaitu yang ingin ganti pancasila sebagai dasar Negara, sedangkan Radikalisme Sekuler adalah yang ingin memisahkan pancasila dari agama dan Cara mencegah Radikalisme, dengan cara memperkenalkan dan meningkatkan pemahaman ilmu pengetahuan agama maupun umum,” jelasnya.
Tambahnya, meminimalkan kesenjangan ekonomi dan sosial, menjaga persatuan dan kesatuan, menjalin komunikasi dan interaksi yang baik di tengah masyarakat, mengaktifkan kembali pos kamling,
mengecek keberadaan pendatang Ikut aktif mensosialisasikan bahaya radikalisme, Pungkas Aiptu Ajat.
Sambutan KH. Drs Bahir Mukhlis (Ketua PCNU Purwakarta), dalam acara ini memaparkan, Jatman adalah kumpulan para Ahli Thoriqoh yang mutabaroh, didalamnya ada banyak Thoriqoh.
“Jatman dan NU Purwakarta komitmen menjaga keutuhan NKRI dan merawat kebhinekaan. Mari kita bersama-sama berthoriqoh untuk mewujudkan Islam yang Rahmatan Lil Alamin, dan terutama untuk menangkal paham Radikalisme dan ekstrimisme yang mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara,” tutupnya
Sumber : https://muhajirin3.com/diskusi-interaktif-tangkal-radikalisme-dan-ekstrimisme-yang-mengancam-kehidupan-berbangsa-dan-bernegara-detail-420530