Sambut Hari Santri, Pesantren Al-Muhajirin 3 Selenggarakan Berbagai Lomba
22 Oktober menjadi momentum bersejarah bagi bangsa Indonesia terutama mereka yang belajar di pesantren. Pemerintah menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri untuk menghargai jasa para santri dan kiyai dalam memerdekakan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Tak hanya itu, Hari Santri dimaksudkan untuk mengingat dan meneladani semangat jihad para santri merebut serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang digelorakan para ulama NU. 22 Oktober merujuk pada satu peristiwa bersejarah yakni seruan yang dibacakan oleh muassis Nahdlatul Ulama, KH. Hasyim Asy’ari, pada 22 Oktober 1945.
Untuk mengisi momentum tersebut, Pondok Pesantren Al-Muhajirin 3 Purwakarta menyelenggarakan berbagai perlombaan bagi santriwan dan santriwati. Perlombaan tersebut antara lain lomba kebersihan, kerapihan, kenyamanan (K3) kamar santri, lomba puisi bahasa Arab dan Inggris, lomba MTQ dan MQK, Cerdas Cermat, serta perlombaan olahraga dan ketangkasan ala santri. Pada puncak peringatan hari santri insya Alloh akan diadakan Bazaar dan Panggung Kreasi Santri. Sementara pada Jum'at (22/10) pagi akan dilaksanakan Upacara Peringatan Hari Santri Nasional Ke-7 Tahun 2021.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Muhajirin 3 Purwakarta, KH. Anang Nasihin, MA menuturkan, peringatan Hari Santri tahun ini seperti halnya tahun lalu digelar sederhana karena kondisinya masih dalam masa pandemi Covid-19. Namun jika kondisinya sudah normal, maka Peringatan Hari Santri akan digelar dengan sangat meriah, ada upacara, ada pawai santri, ada panggung santri, bazar pesantren dan sebagainya.
Beliau mengatakan, seluruh persiapan sudah diatur oleh para panitia yang berasal dari santri senior yang terbentuk dalam Organisasi Pelajar Pesantren Al-Muhajirin (OPPAL). Insyallah, lanjutnya, kegiatan Hari Santri di Pondok Pesantren Al-Muhajirin 3 Purwakarta siap dilaksanakan. Paling penting, di masa Covid-19 ini substansi Hari Santri tetap diingat oleh para santriawan dan santriwati.
“Dengan Hari Santri di tengah Pandemi Covid-19, semoga para santri dapat mengambil hikmah. Lebih istiqamah dalam mengaji, lebih taat terhadap aturan pesantren dan tetap menjaga protokol kesehatan,” kata Kyai Anang.
Tema Hari Santri 2021 adalah Santri Siaga Jiwa dan Raga. “Ini sebagai bentuk pernyataan sikap santri Indonesia agar selalu siap siaga menyerahkan jiwa dan raga untuk membela tanah air, mempertahankan persatuan Indonesia, dan mewujudkan perdamaian dunia," ungkap Kyai Anang.
Selanjutnya, santri diminta memperluas peranannya sebagai umat Islam dan sebagai warga negara Indonesia. Santri wajib berkontribusi terhadap bangsa, agama dan negara melalui berbagai keterampilan.
Sebagai catatan, munculnya Resolusi Jihad tidaklah secara instan tanpa ijtihad bertahap yang cukup panjang. Ijtihad tersebut tidak hanya melewati satu-dua generasi. Akan tetapi, menjalur ke belakang sampai titik masuknya Islam di Nusantara. Resolusi Jihad adalah hasil dari proses panjang pasang-surut perjuangan para ulama sebelumnya.
Melalui penetapan Hari Santri, diharapkan terjadi sinergi antara pemerintah dan santri untuk mendorong komunitas santri ke poros peradaban Indonesia. Santri tidak hanya sebagai penonton ataupun obyek dalam dialektika sosial budaya ekonomi politik Indonesia.
Pesantren sebagai lembaga dakwah, lembaga pendidikan tafaqquh fiddin terus kiranya berkontribusi dan mencetak ulama, agen perubahan yang menjadi garda terdepan dalam membela NKRI.
Lebih dari itu, pesantren diharapkan dapat berperan lebih besar dalam mempromosikan sejumlah gerakan seperti anti narkoba, anti radikalisme, amar makruf nahi munkar, hingga pada santri yang melek dunia perbankan, melek sains, dan teknologi.
Belum Ada Komentar