Best Practices "Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa dalam Pembelajaran"
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Lokasi: SMP 3 AL-MUHAJIRIN
Jl. Raya Purwakarta-Bandung Km.6 Kp. Citapen RT.009/003 Desa Sukajaya
Kec. Sukatani Kab. Purwakarta 41167
Lingkup Pendidikan: Sekolah Menengah Pertama
Tujuan yang ingin dicapai:
1. Memaksimalkan model pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis teks diskusi siswa kelas IX
2. Meningkatkan kemampuan siswa kelas VII dalam menulis kesimpulan dari teks prosedur yang dibaca dengan bahasanya sendiri
Penulis:
Niki Sopiani Kartikasari, S.Pd.
Tanggal:
20 Januari 2023
Situasi:
Model pembelajaran merupakan rangkaian pembelajaran dari awal hingga akhir yang di dalamnya terdapat metode pembelajaran yang saling mendukung untuk tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Namun, seiring dengan penggunaan model dan metode pembelajaran yang monoton, seperti menggunakan ceramah sebagai satu-satunya metode yang digunakan dalam pembelajaran menulis, seringkali siswa sulit untuk diajak aktif dalam memahami materi yang diajarkan, merasa jenuh ketika pembelajaran berlangsung, dan menggunakan kata-kata yang terpaku pada teks dalam menyampaikan hasil diskusi sehingga berdampak pada ketercapaian tujuan pembelajaran yang belum maksimal.
Dari permasalahan tersebut dibutuhkan praktik pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang bertujuan mendorong siswa berpikir kritis, aktif, dan dapat bekerja sama dengan baik. Penulis menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) disesuaikan dengan materi pembelajaran. Praktik ini dilaksanakan penulis dalam pembelajaran menulis teks diskusi pada siswa kelas IX dan menulis kesimpulan dari teks prosedur pada siswa kelas VII, dimana dalam level yang berbeda ini terdapat jenis materi yang sama yaitu menulis teks.
Praktik dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ini penting dilaksanakan karena penggunaan model pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa dalam bekerja, sebagai motivasi internal dalam belajar, mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan siswa secara efektif, meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, dan siswa dapat bekerja sama dengan baik sehingga akan menghasilkan pembelajaran yang bermakna dan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
Peran dan tanggungjawab penulis dalam praktik ini adalah mengaplikasikan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada kegiatan pembelajaran menulis teks diskusi pada siswa kelas IX dan menulis kesimpulan dari teks prosedur pada siswa kelas VII, serta berbagi dengan teman sejawat mengenai keefektifan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) yang dapat digunakan untuk mata pelajaran apapun yang dapat disesuaikan dengan materinya.
Tantangan :
Persiapan yang matang sebelum mengajar seperti menyiapkan perangkat pembelajaran, alat-alat pembelajaran yang berkaitan dengan teknologi (TPACK), serta konsentrasi, tingkat kejenuhan, dan daya serap siswa yang beragam menjadi tantangan yang harus penulis carikan penyebab dan solusinya agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal diantaranya melakukan wawancara dengan pakar (bagian kurikulum) sekolah, dengan teman sejawat (guru bidang studi) di sekolah dan di satu forum MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), serta mencari kajian literatur untuk mendapatkan berbagai alternatif solusi atas tantangan yang penulis hadapi.
Aksi :
Langkah-langkah yang penulis lakukan adalah menyiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), bahan ajar, LKPD (Lembar Kegiatan Peserta Didik), kisi-kisi dan instrumen penilaian, serta media pembelajaran berbentuk power point (PPT)/audio visual/TPACK, yang telah disetujui oleh dosen dan guru pamong, menyiapkan alat-alat pembelajaran yang berkaitan dengan teknis seperti laptop, proyektor, dan sound sebelum memulai proses pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan adalah PBL (Problem Based Learning) dengan metode ceramah, diskusi, tanya jawab, demonstrasi, dan penugasan sebagai strategi pembelajaran.
Proses pembelajaran diawali dengan kegiatan pendahuluan sebagai pembuka dalam memulai pembelajaran yang terdiri dari orientasi, apersepsi dan motivasi, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari tahapan-tahapan pembelajaran dalam model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang terdiri dari orientasi peserta didik terhadap masalah, mengorganisasikan siswa untuk belajar, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, kegiatan penutup yang terdiri dari menyampaikan kesimpulan, refleksi, evaluasi pembelajaran, dan penilaian.
Keberlangsungan proses pembelajaran tentunya tidak terlepas dari dukungan pihak terkait diantaranya dukungan dari dosen, guru pamong, kepala sekolah, para guru, para siswa, dan yang terlibat dalam pengaturan teknis untuk menyiapkan alat-alat pembelajaran.
Sumber atau materi diperoleh dari buku pelajaran bahasa Indonesia penerbit Tiga Serangkai, laman internet, dan situs youtube sebagai pendukung bahan ajar.
Refleksi Hasil dan dampak:
Dampak dari langkah-langkah yang dilakukan adalah proses pembelajaran berjalan dengan lancar, terlihat dari siswa yang antusias dan aktif dalam belajar, siswa merasa senang dan tidak terlihat tegang, siswa membentuk kelompok secara mandiri dan aktif berdiskusi dalam kelompok, mempresentasikan hasil diskusi dengan percaya diri, serta terampil menulis teks baik teks diskusi maupun menulis kesimpulan dari teks prosedur dengan bahasanya sendiri.
Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menjadi salah satu model pembelajaran yang efektif diterapkan di dalam pembelajaran menulis teks atau materi lain di setiap mata pelajaran apapun yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan materinya karena terdapat tahapan-tahapan pembelajaran yang jelas dan terorganisir.
Strategi yang dilakukan terkait model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang penulis gunakan di dalam pembelajaran direspon baik oleh teman sejawat, dimana terdapat kesamaan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran sehingga model pembelajaran ini dapat diaplikasikan dengan baik.
Keberhasilan proses pembelajaran ini tentunya tidak terlepas dari persiapan yang matang sebelum memulai pembelajaran dan penguasaan tahapan-tahapan dalam pembelajaran, serta dukungan dari berbagai pihak seperti dukungan dari dosen, guru pamong, kepala sekolah, para guru, para siswa, dan pihak yang membantu secara teknis dalam keberlangsungan proses pembelajaran.
Dari keseluruhan proses tersebut, pembelajaran yang dapat diambil adalah penggunaan model pembelajaran yang tepat seperti salah satunya Problem Based Learning (PBL) akan menghasilkan pembelajaran yang bermakna, pembelajaran yang menyenangkan, dan pembelajaran yang berpusat pada siswa, serta guru sebagai fasilitator pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
Belum Ada Komentar