
Mengisi Idul Adha 1446 H dengan Kegiatan yang Menyenangkan
Pada kesempatan Idul Adha tahun ini, para santri Al-Muhajrin 3 melaksanakan beberapa kegiatan, diantaranya : Ta'rif, takbiran, sholat id, pelaksanaan qurban, dan nyate. Dan disini akan dijelaskan secara singkat kegiatan santri Al-Muhajirin 3.
1. Ta'rif
Menjelang datangnya hari raya Idul Adha, para santri Al-muhajirin 3 melakukan ta'rif, yakni melihat secara langsung kegiatan di padang Arafah secara live. Sambil melihat itu, para santri membaca doa-doa yang disunnahkan dibaca pada satu hari menjelang Idul Adha tiba.
Waktu pelaksanaannya yakni pada tanggal 10 Dzulhijjah sore hari setelah ashar. Dan pada kegiatan ini, dijelaskan pula tentang Tafakkur.
Waktu Maghrib pun tiba, Ditemani lantunan adzan yang syahdu dan memenangkan, para santri Al-muhajirin 3 melakukan buka bersama di masjid dengan segelas sirup, donat dan dadar gulung.
Lantunan suara takbir memecah awan-awan ke seantero bumi. Burung-burung pun berkicau seolah-olah ikut menyambut datangnya hari raya Idul Adha. Sungguh hal yang sangat menenangkan sekaligus bahagia.
2. Takbiran
Takbiran di hari raya merupakan hal yang disunnahkan. Dan di Indonesia sudah menjadi tradisi yang tidak bisa dilepas begitu saja. Namun di Al-muhajirin 3, takbiran menjadi lebih berkesan dengan adanya lomba takbir dan drama yang berkaitan dengan hari raya Idul Adha.
Santri-santri Al-Muhajirin 3 ikut serta memeriahkan hari raya Idul Adha dengan menonton dan berlomba melantunkan takbiran yang indah. Tidak hanya itu, dengan diselingi lomba drama membuat santri lebih bahagia dan ceria karena ada hiburan yang mengandung hikmah yang begitu dalam.
Semua peserta lomba takbiran mempunyai keunikannya tersendiri. Ada yang memakai ember untuk dijadikan bas, ada yang memakai gayung, dan lain-lain. Semua keunikan tersebut membuat malam hari yang penuh bahagia ini lebih berkesan.
Lalu ada juga peserta drama yang apabila Manoj Punjabi melihat sepertinya mereka akan takjub. Mulai dari properti yang walaupun kelihatan sederhana namun memiliki kekuatan tersendiri untuk menggambarkan properti yang aslinya. Sebagai contoh, ada salah satu peserta drama yang hanya membawa meja kecil dan tongkat untuk menggambarkan tukang bakso keliling. Tidak hanya sebagai hiburan, lomba drama di Ponpes Al-Muhajirin 3 mengandung pesan-pesan tersirat yang dapat direnungi bersama
Setelah acara selesai, para santri istirahat agar besoknya tidak mengantuk ataupun kekalahan untuk melakukan berbagai macam kegiatan.
Agar malam hari raya Idul Adha dapat hidup, santri Al-Muhajirin 3 melantunkan takbir di masjid hingga shubuh tiba. Mereka sudah dijadwal per kamar untuk melantunkan adzan. Masing-masing kamar mendapatkan jatah 30 menit.
3. Sholat Idul Adha
Sholat Idul Adha di Al-Muhajirin 3 dilaksanakan di halaman gedung Rusunawa. Semua santri terlihat gembira ketika pelaksanaan sholat Idul Adha tiba. Semua santri terlihat rapi saat pelaksanaan. Santri putra memakai koko putih serta peci putih di atas kepala, sedangkan santri putri memakai mukena putih yang membuat Hari raya Idul Adha terlihat lebih bersinar dan ceria.
Tak hanya santri, para warga sekitar pun ikut andil dalam melaksanakan Idul Adha di Al-Muhajirin 3. Yang menjadi imam pada saat pelaksanaan sholat Idul Adha yakni Ust. Amirudin. Sholat Idul Adha pun berjalan dengan khidmat dengan khutbah yang disampaikan oleh Ust. Mustopa, S. Ud membuat hati lebih sejuk, dan diakhiri dengan mushafah atau bersalaman dengan seluruh santri (Tapi, tetap menjaga aturan yakni putra dengan putra dan putri dengan putri).
4. Pelaksanaan Qurban
Hari raya selalu identik dengan opor ayam. Begitupun santri-santri Al-Muhajirin 3, setelah pelaksanaan sholat Idul Adha para santri sarapan dengan sepiring nasi dan disirami kuah opor ayam yang begitu lezat (tak lupa ayam juga).
Setelah perut terisi, saatnya para santri melihat prosesi pemotongan hewan-hewan qurban. Hewan yang di-qurbankan di Al-Muhajirin 3 sangat banyak, yakni 5 ekor sapi dan 29 ekor domba. Sangat banyak bukan?
Pemotongan dilakukan di lapangan Aspi (asrama putri). Disana, para santri melihat bagaimana sih menyembelih yang baik dan benar serta bagaimana cara mengurus hewan yang telah disembelih.
Setelah pemotongan selesai, daging-daging yang telah disembelih dan dipotong-potong akan ditakar dan ditimbang untuk dibagikan ke warga sekitar dan para santri.
Daging telah ditimbang dan dibagikan. Setelah itu saatnya para santri nyate.
5. Nyate
Daging-daging hasil hewan yang telah disembelih diolah dengan cara ditusuk dan diberi racikan bumbu disebut dengan sate. Orang Indonesia biasanya menyebut bakar-bakar sate dengan istilah nyate.
Sepertinya tidak afdhal saat Idul Adha kalau tidak Nyate. Para santri juga tidak mau ketinggalan, di Al-Muhajirin 3 mengadakan nyate per kelas. Tidak hanya bakar-bakar setelah itu dimakan, di Al-muhajirin 3 juga ada lomba nyate. Maksudnya, siapa yang paling enak dan paling estetik piring yang disajikan ke panitia, dialah pemenangnya. Unik bukan?
Walaupun ada sedikit kendala saat pelaksanaan sate yakni hujan turun tanpa aba-aba tak membuat santri Al-Muhajirin 3 menyerah begitu saja. Mereka tetap menikmati proses nyate dengan enjoy dan penuh tawa serta kebahagiaan.
Hari yang penuh bahagia diisi pula dengan kegiatan yang bahagia serta berkesan. Dan berakhirlah sudah penjelasan kegiatan-kegiatan santri Al-Muhajirin 3 selama hari raya Idul Adha tiba.
Ini hanya secara singkatnya yang kami jelaskan. Kalau mau lebih jelas dan ikut merasakan serunya Idul Adha di Al-Muhajirin 3, mari mondok di Al-Muhajirin 3!
Belum Ada Komentar